Kembali

Laporan Perekonomian & Perbankan Periode November 2015

Ringkasan Laporan

 

  1. The Fed mempertahankan policy rate di level 0%-0,25%, tapi akan mempertimbangkan kenaikan bunga acuan ini pada bulan Desember mendatang.
  2. Bank Sentral China menurunkan policy rate dan rasio cadangan wajib alat likuid untuk mendukung laju perekonomian dan mengatasi tekanan deflasi.
  3. Ekonomi Indonesia tumbuh 4,73% y/y pada kuartal III 2015, sedikit membaik dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 4,67%.
  4. Defisit neraca berjalan turun menjadi 1,86% PDB pada kuartal III 2015 dari 1,95% PDB pada kuartal sebelumnya. Meski demikian, defisit neraca pembayaran naik menjadi US$ 4,57 miliar.
  5. BI rate kembali dipertahankan di level 7,5% pada 17 November 2015. Akan tetapi, BI memangkas giro wajib minimum primer dalam rupiah sebesar 50 bps.
  6. Pasar keuangan global terlihat bergerak sideways pasca rebound di bulan Oktober 2015. Sentimen pasar meskipun membaik tetapi masih belum stabil.
  7. Risiko tidak hanya datang dari potensi kenaikan bunga acuan Fed namun juga dari negara-negara emerging market yang menghadapi permasalahan pada perlambatan ekonomi serta mengarah kepada resesi dan risiko utang yang meningkat.
  8. Pertumbuhan kredit pada periode September 2015 memperlihatkan ada sedikit peningkatan dalam 3 bulan terakhir, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga memperlihatkan kecenderungan yang menurun.
  9. Tren suku bunga bank benchmark yang dipantau LPS (suku bunga pasar) secara rata-rata hingga awal bulan November 2015 cenderung relatif stabil.
  10. Keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur sangat penting, karena 50% dari total kebutuhan dana Rp 5.520 triliun berasal dari pihak swasta. Peran swasta yang strategis juga bersifat tidak langsung melalui pembiayaan defisit fiskal.
  11. Di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini pemerintah meyakini program pembangunan infrastruktur dapat menjadi solusi karena memiliki multiplier effect terhadap investasi dan penciptaan lapangan kerja.
  12. Dari penilaian sementara, Indeks Stabilitas Perbankan (Banking Stability Index, BSI) LPS dalam observasi periode Oktober 2015 berada pada level 100,69 yang menunjukkan bahwa kondisi risiko industri perbankan Indonesia berada dalam kondisi "Normal".

untuk informasi lebih lanjut silahkan klik tautan ini