Kembali

Laporan Perekonomian dan Perbankan Juli 2016

Ringkasan Laporan:

  • Referendum di Inggris Raya pada 23 Juni 2016 menghasilkan keputusan negara itu untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit).
  • Brexit menambah ketidakpastian bagi prospek ekonomi global dan menjadi faktor penting yang mendorong IMF untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
  • Neraca perdagangan mengalami surplus US$ 900,2 juta pada bulan Juni 2016. Dengan demikian, surplus perdagangan secara kumulatif mencapai US$ 3,59 miliar selama semester I 2016.
  • Menguatnya permintaan masyarakat selama bulan puasa mendorong kenaikan inflasi y/y menjadi 3,45% pada Juni 2016 dari 3,33% pada bulan sebelumnya.
  • Bank Indonesia mempertahankan BI rate dan BI 7-day (reverse) repo rate di posisi 6,5% dan 5,25%.
  • Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) sempat menekan pasar keuangan global, yang terlihat dari berbagai indikator sentimen pasar yang menunjukkan pemburukan.
  • Tekanan di pasar finansial Indonesia diperkirakan bersifat sementara seiring munculnya sentimen positif dan serangkaian kebijakan dari dalam negeri.
  • Secara umum likuiditas perbakan masih cukup baik dan diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun. Meskipun terjadi peningkatan LDR secara terbatas ke level 90,3%. Tingkat bunga bank dan pasar uang terus menunjukkan tren menurun mengikuti arah kebijakan moneter.
  • Terjadinya peningkatan NPL merupakan efek dari perlambatan ekonomi dan turbulensi yang terjadi di akhir tahun 2015. Siklus diperkirakan mengalami fase bottoming out dan masih kuatnya sisi permodalan perbankan, maka diperkirakan efek NPL masih manageable.
  • Di tengah perlambatan laju produksi, harga CPO menunjukkan tren pelemahan dalam sebulan terakhir akibat melemahnya permintaan dari China dan India.
  • Sepanjang semester II 2016, terdapat beberapa faktor risiko yang patut dicermati dan akan mempengaruhi kinerja industri seperti terbentuknya siklus La Nina, efek lanjutan pelemahan real dan peso, insentif tambahan konsumsi biodiesel, dan dampak moratorium lahan.
  • Risiko industri perbankan Indonesia masih dalam kondisi normal. Berdasarkan update data perbankan bulan Mei 2016, dan data pasar bulan Juni 2016, angka BSI pada bulan Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 15 bps bila dibandingkan dengan angka BSI pada bulan Mei 2016, yaitu dari 99,47 menjadi 99,32.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan klik tautan berikut: Laporan Perekonomian dan Perbankan periode Juli 2016