Kembali

Laporan Analisis Stabilitas dan Sistem Perbankan Triwulan II 2016

Ringkasan Laporan 

  • Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,0% pada tahun 2016, turun 30 bps dari proyeksi kami sebelumnya yang sebesar 5,3%.
  • Nilai tukar rupiah diprediksi mencapai Rp 13.250/US$ pada akhir tahun 2016, sedikit lebih lemah dari perkiraan kami sebelumnya di Rp 13.200/US$.
  • Kami memperkirakan rata-rata inflasi sebesar 4% di sepanjang tahun 2016 dengan posisi akhir tahun di 4,2%. BI 7-day (reverse) repo rate diprediksi bertahan di 5,25% hingga akhir tahun ini.
  • Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan beberapa faktor eksternal-domestik sempat menimbulkan tekanan kepada pasar SUN Indonesia.
  • Kebijakan Tax Amnesty yang dikombinasikan dengan kondisi fundamental dalam negeri yang cukup kuat diperkirakan akan menekan Yield SUN.
  • Pertumbuhan kredit yang rendah sampai dengan awal kuartal 2-2016 juga dipicu oleh melemahnya penyaluran kredit dalam valuta asing.
  • Likuiditas perbankan hingga bulan April 2016 masih terjaga dengan baik. Ditunjukkan dengan LDR yang berada pada kisaran 89,5%. Pertumbuhan DPK yang rendah diimbangi oleh pertumbuhan kredit yang juga rendah.
  • Angka BSI pada bulan Mei 2016 mengalami penurunan sebesar 3 bps bila dibandingkan dengan angka BSI pada bulan April 2016, yaitu dari 99,65 menjadi 99,62. Angka CP (Credit Pressure)  naik sebesar 2 bps dari 99,88 menjadi 99,90, angka IP (Interbank Pressure) naik sebesar 45 bps dari 98,63 menjadi 99,08 dan angka MP (Market Pressure) turun sebesar 12 bps dari 100,16 menjadi 100,04. Sesuai kategori skala observasi Crisis Management Protocol (CMP) angka BSI saat ini masih berada pada kondisi “Normal”.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan klik tautan berikut: Laporan Analisis Stabilitas dan Sistem Perbankan Triwulan II 2016