Back

Laporan Analisis Stabilitas dan Sistem Perbankan Triwulan III 2016

Ringkasan Laporan 

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5% pada tahun 2016 dan 5,1% pada tahun 2017. Angka tahun 2017 itu lebih rendah dari proyeksi kami sebelumnya yang sebesar 5,3%.
  • Proyeksi nilai tukar rupiah pada akhir tahun 2017 diturunkan dari Rp 13.350/US$ menjadi Rp 13.100/US$, sedangkan proyeksi pada akhir tahun ini tetap di level Rp 13.250/US$.
  • Inflasi diprediksi mencapai 3,5% dan 4,0% pada akhir tahun 2016 dan 2017, lebih rendah dari perkiraan kami sebelumnya yang berada di level 4,2% dan 4,5%.
  • Pergerakan Fed Rate ke depan kemungkinan mengandung bias politik, sehingga sikap kebijakan yang diambil diperkirakan akan sangat konservatif.
  • Yield Obligasi Pemerintah sepanjang tahun 2016 diperkirakan masih bisa turun 50-70 bps pada seluruh tenor dan yield curve masih akan bergerak turun.
  • Meskipun terdapat peluang kenaikan Fed Rate menjelang akhir tahun dan sepanjang tahun 2017, namun kondisi makro ekonomi domestik yang stabil mampu meredam dampak eksternal tersebut terhadap pergerakan imbal hasil.
  • Berkembangnya teknologi informasi dan inovasi telah melahirkan bisnis fintech (financial technology) untuk mengisi niche market yang belum tersentuh perbankan konvensional.
  • Peluang kolaborasi terbuka luas bagi bisnis fintech di Indonesia mengingat tingkat literasi teknologi informasi yang relatif tinggi namun di sisi lain tingkat akses lembaga keuangan formal masih rendah.
  • Risiko industri perbankan Indonesia cenderung stabil. Hal ini tercermin dari Indeks Stabilitas Perbankan (Banking Stability Index, BSI) LPS pada bulan Agustus 2016 yang cenderung stabil di kisaran 99,5. Dibandingkan dengan bulan Juli 2016, BSI bulan Agustus hanya meningkat 1 bps. Sesuai kategori skala observasi Crisis Management Protocol (CMP) angka BSI saat ini masih berada pada kondisi “Normal”.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan klik tautan berikut: Laporan Analisis Stabilitas dan Sistem Perbankan Triwulan III 2016