Kembali

Bunga Penjaminan Simpanan Dolar Bertahan di 4,75%

Sumber: Bisnis Indonesia (12-02-2007)

JAKARTA: Posisi nilai tukar rupiah yang stabil dalam beberapa bulan terakhir membuat Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) kembali mempertahankan bunga penjaminan simpanan dolar AS di level 4,75%.

Hasil rapat Dewan Komisioner LPS kemarin memutuskan suku bunga penjaminan untuk simpanan dolar AS periode 15 Februari hingga 15 Maret 2007 diputuskan tetap 4,75%. Posisi tersebut bertahan empat kali berturut-turut sejak periode penjaminan November-Desember 2006.

Sementara itu, bunga penjaminan terhadap simpanan nasabah berdenominasi rupiah di bank umum turun 25 basis poin menjadi 9,25%. Begitu pula dengan bunga penjaminan di BPR menjadi 13,00%.

Kepala Eksekutif LPS, Krisna Wijaya, mengatakan kondisi makroekonomi seperti laju inflasi yang sesuai ekspektasi dan stabilnya nilai tukar rupiah menjadi pertimbangan penurunan bunga penjaminan.

Dewan Komisioner LPS menilai posisi penjaminan simpanan berdenominasi dolar AS yang tidak berubah 4,75% dalam beberapa bulan terakhir dikarenakan fluktuasi rupiah stabil di kisaran Rp9.100 dan masih menarik bagi para pemodal.

Krisna mengemukakan masih tingginya bunga penjaminan simpanan dolar AS dimaksudkan sebagai fasilitas yang diharapkan menjaga minat para pemodal menempatkan dananya di Indonesia. "Tentu akhirnya agar perbankan nasional juga tetap menarik," ujar dia, kemarin.

Di sisi lain, dia menyebutkan keputusan LPS mengikuti langkah bank sentral dengan memangkas bunga penjaminan simpanan 25 basis poin dikarenakan level kepercayaan nasabah dan pelaku pasar keuangan masih tetap tinggi. Selain itu, dana pihak ketiga dinilai stabil yang terlihat dari kondisi likuiditas perbankan yang meningkat.

Secara terpisah Budi Mulya, Direktur Perencanaan Strategis dan Humas BI mengingatkan kalangan perbankan segera menurunkan bunga pinjaman seiring semakin1 turunnya 4 posisi BI Rate jadi 9,25%.

Dia menjelaskan perbankan tidak relevan lagi menjaga bunga pinjaman di kisaran 15%-16% saat ini. Apalagi, ujar Budi, dengan bunga simpanan rata-rata 8,5% membuat kesenjangan dengan bunga kredit begitu besar.

Ekonom senior Bank Negara Indonesia Ryan Kiryanto mengatakan turunnya suku bunga akan mendorong bank-bank menurunkan bunga kredit.

Sedangkan Direktur Utama Bank Mega' Yungky Setiawan menyatakan dalam waktu dekat akan segera menyesuaikan suku bunga depositonya dengan suku bunga yang ditetapkan LPS.

Hal serupa juga diungkapkan Direktur Bank Bukopin Tri Joko Prihanto. Menurut dia, Bukopin akan segera menurunkan suku bunga deposito.

Ketika ditanya mengenai penyesuaian antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito, baik Joko maupun Yungky menyatakan hal itu sudah dilakukan. (mO4)

Oleh: Fahmi Achmad, Bisnis Indonesia