Kembali

Jelang Penjaminan Terbatas Loyalitas Nasabah Jadi Kunci

Sumber: Harian Seputar Indonesia (21-02-2007)

JAKARTA (SINDO)Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan kesehatan perbankan sangat dipengaruhi oleh loyalitas nasabah. Hal itu terkait dengan penjaminan terbatas yang dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mulai 21 Maret mendatang.

Sesuai dengan kebij akan baru tersebut, LPS hanya menjamin dana nasabah maksimal RplOO juta. Nasabah tetap akan menempatkan dana di bank yang dipercayai, meskipun dengan memecah rekening sesuai dengan simpanan yang dijamin. Akibatnya, jumlah rekening akan bertambah.


"Migrasi tidak akan keluar dari perbankan. Jumlah DPK tidak berubah, hanya (jumlah) rekening yang bertambah. Nasabah akan memilih bank mana yang paling aman," kata Kepala Eksekutif LPS Krisna Wijaya di Jakarta, kemarin.

Menurut Krisna, berdasarkan komposisi kepemilikan rekening dengan jumlah maksimal RplOO juta mencapai 80 juta rekening dari keseluruhan rekening mencapai 81,43 juta atau 98,02 %. Sementara jumlah DPK pada kelompok ini hanya 20,69% dari keseluruhan DPK yangmencapaiRp268,55 triliun. Komposisi rekening dengan saldo di atas RplOO juta mencapai 1,95% dari keseluruhan jumlah rekening nasabah bank. Jika dilihat dari porsi DPK, kelompok ini yang terbesar dan mencapai Rpl,029 triliun.

"Bank sudah diberi waktu untuk mempersiapkan diri. Sosialisasi penjaminan terbatas ini sudah disosialisasi sejak dulu. Semuanya tergantung loyalitas nasabah," tegas dia.

Krisna menambahkan, berdasar data LPS, total DPK per Desember 2006 mencapai Rpl.297,8 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak 54,49% atau Rp707,28 triliun milik perseorangan, sebesar 22,55% atau Rp292,67 triliun milik BUMS, dan 10% atau Rpl30,2 triliun milikpemerintah. Sisanya 7,45 % atau Rp96,7 triliun milik BUMN. Sementara itu, Direktur Biro Riset Info Bank Eko B Supriyanto mengatakan.penurunan penjaminan oleh LPS menyebabkan nasabah akan memecah rekeningnya ke beberapa bank lain. Selain itu, nasabah mulai melirik deposito sebagai tempat menyimpan dananya, terutama deposito jangka pendek.

"Dana akan banyak mengendap ke deposito berjangka pendek. Dana masyarakat akan bergerak ke bank yang memiliki kinerja bagus. Hal terpenting adalah memiliki pelayanan yang nyaman serta aman," jelas dia.

Eko menambahkan, terkait dengan pemberian penghargaan Indonesian Bank Loyalty Award (IBLA), hal itu akan diadakan setiap tahun dan bank semakin terpacu untuk memperhatikan loyalitas nasabahnya, terlebih ketika diterapkan penjaminan terbatas sebesar RplOO juta. Sejauh ini, bank yang memiliki nasabah loyal akan lebih mudah meningkatkan kinerja produknya.

"Migrasi dana akan terjadi pada bank yang tidak memiliki nasabah loyal. Nasabah yang lari bukan hanya tidak merasa aman, melainkan merasa tidak diperlukan," tegas dia.

Menurut hasil survei, bank yang memiliki tingkat loyalitas tinggi adalah Bank BCA, Bank Buana Indonesia, Bank Mandiri, City Bank, Bank BNI, dan Standard Chartered Bank. Selanjutnya adalah HSBC, ABN AMRO Bank, Bank NISP dan Bank Permata.

Untuk nasabah kartu kredit, bank yang memiliki loyalitas tinggi adalah Citi Bank, HSBC, Bank BNI, Bank BCA, Bank Mandiri, dan GE Finance. Selanjutnya adalah Bank Niaga, Bank BII, Standard Chartered Bank, dan Bank Permata.

Sementara untuk bank atau unit syariah adalah Bank Syariah Mandiri, Bank Danamon Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia. Selanjutnya adalah Bank Niaga Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mega Indonesia, dan Bank BII Syariah. Bank yang memiliki loyalitas tertinggi berhak mendapatkan IBLA 2007. (tomi sujatmiko)