Kembali

Rapat KSSK; Sistem Keuangan RI Berjalan Baik

Konfrensi Pers

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)

Jakarta, 29 Januari 2019

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melaporkan hasil rapat reguler pada triwulan I-2019. Lembaga yang terdiri dari pejabat lintas instansi tersebut menyimpulkan bahwa sistem keuangan di tanah air dalam keadaan normal.

 
Seluruh anggota KSSK yang terdiri atas Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut menggelar rapat di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, kemarin malam pukul 19.30-23.00 WIB.
 
KSSK memantau sejumlah aspek sistem keuangan di dalam negeri dari mulai perkembangan ekonomi, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan hingga penjaminan simpaan. Kondisi-kondisi tersebut menjadi dasar penilaian kondisi sistem keuangan RI secara keseluruhan saat ini.
 
"Dari saya, keseluruhan aspek yang dilihat KSSK, menunjukkan sistem keuangan kita dalam kondisi normal dan berjalan baik," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
 
Dalam rapat reguler, kata Sri Mulyani, KSSK telah mempertimbangkan berbagai faktor risiko termasuk dampak pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia dan perlambatan ekonomi China dan bagaimana kesiapan sistem keuangan RI menghadapi risiko yang ada.
 
"Kami meneliti seluruh potensi risiko dari luar negeri, seperti pelemahan pertumbuhan ekonomi global, kita juga melihat kebijakan ekonomi dari Amerika, baik dari The Fed, eksekutifnya maupun perang dagang, serta pelemahan ekonomi Tiongkok," ungkap dia.
 
Dalam rapat reguler KSSK, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun mengungkapkan bahwa empat lembaga yang mengawal sektor keuangan nasional akan terus berkoordinasi demi menjaga stabilitas.
 
"Ini komitmen kita semua menjaga stabilitas keuangan untuk capai pembangunan, kesempatan kerja," ungkap dia.
 
Normalnya sistem keuangan terlihat dari kinerja APBN dan sektor jasa keuangan di tahun 2018. Pendapatan pemerintah tembus 102,5% dari target dan belanja negara 99,17% dari pagu. Selanjutnya, tigkat inflasi yang terjaga di level rendah yakni 2,5%, serta defisit APBN 1,76% terhadap PDB atau di bawah target.
 
Sedangkan di sektor jasa keuangan, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, kinerja intermediasi keuangan masih mencatatkan perkembangan positif.
 
Dapat dilihat dari pertumbuhan kredit 11,7%, kinerja intermediasi perusahaan pembiayaan tumbuh 5,17%. Sementara itu, volatilitas di pasar modal pada kuartal IV-2018 sudah mereda, dan terpantau investor nonresiden mencatatkan netbuy di pasar saham dan SBN masing-masing sebesar Rp 400 miliar dan Rp 42,37 triliun.
 
"OJK menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga dengan baik," kata Wimboh (hek/dna)