Kembali

Laporan Perekonomian dan Perbankan Agustus 2016

Ringkasan Laporan:

  • Bank of Japan meningkatkan intensitas stimulus moneter melalui penambahan pembelian exchange-traded fund dari JPY 3,3 triliun menjadi JPY 6 triliun per tahun untuk melindungi ekonomi Jepang dari dampak negatif Brexit.
  • Bank of England menurunkan policy rate-nya sebesar 25 bps menjadi 0,25% dan meningkatkan nilai pembelian obligasi pemerintah dari GBP 375 miliar menjadi GBP 435 miliar.
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia naik menjadi 5,18% y/y pada kuartal II 2016 dari 4,91% pada kuartal sebelumnya, didorong oleh perbaikan konsumsi swasta dan pemerintah.
  • Defisit neraca berjalan menurun ke USD 4,68 miliar (2,02% PDB) pada kuartal II 2016 dari USD 4,76 miliar (2,19% PDB) pada kuartal I. Neraca pembayaran mengalami surplus sebesar USD 2,16 miliar.
  • Pemerintah mengajukan defisit untuk tahun anggaran 2017 sebesar Rp 332,84 triliun (2,41% PDB). Alokasi belanja infrastruktur mencapai Rp 346,6 triliun atau naik 9,3% dari pagu APBN-P 2016.
  • Isu Brexit, Penurunan Suku Bunga BoE dan Isu Kenaikan Fed Rate masih dominan mempengaruhi Pasar.
  • Meskipun The Fed memandang AS memiliki fundamental yang baik untuk menaikkan suku bunga namun beberapa aspek masih menjadi pertimbangan.
  • Pasar Finansial Indonesia mencatatkan return yang cukup baik. Faktor Perbaikan kondisi perekonomian, optimisme pasar dan Tax Amnesty merupakan penggerak utama pasar domestik.
  • Di tengah tekanan pada perekonomian, industri perbankan masih mencatatkan pertumbuhan yang positif dengan tingkat permodalan yang mencukupi untuk bertahan dari tekanan risiko yang ada.
  • Likuiditas perbankan pada bulan Mei 2016 mulai memperlihatkan sedikit tekanan yang ditandai dengan peningkatan rasio kredit terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 89,52% pada April 2016 menjadi 90,32% pada Mei 2016.
  • Gejolak harga minyak berdampak luas pada kegiatan investasi upstream berbasis offshore terutama untuk wilayah laut dalam, mayoritas proyek migas laut dalam tidak feasible dilevel harga minyak USD 50/bbl .
  • Peluang investasi yang masih terbuka dalam jangka pendek berada di wilayah onshore, shallow water dan brownfield dengan skala investasi menengah.
  • Risiko industri perbankan Indonesia masih dalam kondisi normal. Berdasarkan update data perbankan bulan Juni 2016, dan data pasar bulan Juli 2016, angka BSI pada bulan Juli 2016 mengalami penurunan sebesar 1 bps bila dibandingkan dengan angka BSI pada bulan Juni 2016, yaitu dari 99,48 menjadi 99,47

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan klik tautan berikut: Laporan Perekonomian dan Perbankan periode Agustus 2016