Skip to main content
BeritaSiaran Pers

LPS Berikan Edukasi dan Tumbuhkan Kembali Budaya Menabung Kepada 1300 Siswa SMA

Dibaca: 663 Oleh 31 Mei 2025Juni 2nd, 2025Tidak ada komentar
LPS Berikan Edukasi dan Tumbuhkan Kembali Budaya Menabung Kepada 1300 Siswa SMA

LPS – Jakarta. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyerukan kembali budaya menabung kepada lebih dari 1300 siswa SMA sekaligus mengedukasi mereka tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang baik sejak dini. Dia menyatakan keyakinannya bahwa generasi muda Indonesia mampu menjadi pelopor kemandirian finansial dan juga berkontribusi bagi masa depan Indonesia.

“Anak muda Indonesia punya potensi luar biasa. Mereka cepat beradaptasi, terbuka terhadap teknologi, dan punya semangat belajar tinggi. Yang dibutuhkan sekarang adalah pembekalan soal bagaimana mengelola keuangan dengan benar sejak usia sekolah,” ujarnya saat membuka LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025 di Sasana Kriya, TMII, Jakarta, Sabtu (31/5/2025).

Menurutnya, kebiasaan kecil seperti mencatat pengeluaran, menyisihkan uang jajan, hingga mengenali produk keuangan yang aman akan sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku finansial jangka panjang.

Ia optimistis, jika dibekali sejak dini, pelajar Indonesia dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cakap secara digital, tetapi juga bijak secara finansial.

“Kalau sejak SMA mereka sudah paham cara menabung, tahu pentingnya dana darurat, dan kenal risiko pinjaman, maka di usia 25 ke atas mereka bisa jauh lebih siap menghadapi realitas hidup,” tambahnya.

Festival ini menjadi salah satu inisiatif LPS untuk mendekatkan isu literasi keuangan kepada pelajar secara ringan dan relevan melalui kegiatan bidang seni budaya dan olahraga.

Acara dikemas dalam format interaktif, mulai dari talkshow edukatif, zona permainan keuangan, tantangan media sosial, hingga penampilan musisi seperti Pamungkas dan Hura-Hura Club.

Tak hanya menghibur, festival ini juga mengenalkan peran LPS dalam menjamin simpanan masyarakat di perbankan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank. Banyak siswa mengaku baru mengetahui hal tersebut dan merasa lebih tenang dalam menabung di bank.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan pelajar terus meningkat, namun kesenjangan dengan literasi masih menjadi tantangan.

LPS berharap melalui kegiatan seperti ini, pemahaman keuangan pelajar dapat tumbuh seiring dengan semangat mereka menata masa depan.

“Dengan literasi keuangan yang baik, saya yakin anak-anak muda ini bukan hanya mampu mengatur uangnya sendiri, tapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan,” tutup Purbaya

Bagikan:

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel