LPS – Manado, 29 November 2024. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) memperpanjang Nota Kesepahaman (NK) yang melingkupi kerjasama di berbagai bidang yang telah terjalin sejak tahun 2018 lalu. Kolaborasi antara LPS dan UNSRAT ini telah diimplementasi dalam berbagai program dan kegiatan, antara lain kerjasama survei dan riset bersama, pemberian beasiswa LPS kepada mahasiswa berprestasi dan tidak mampu, serta kesempatan bagi mahasiswa, dan dosen mengikuti LPS Call for Research setiap tahunnya.
Dalam kesempatan seremoni perpanjangan NK dan kuliah umum di UNSRAT, Wakil Ketua Dewan Komsioner LPS, menyampaikan bahwa LPS berkomitmen untuk terus melanjutkan dan memperkuat kerja sama ini.
“Kerja sama dengan dunia kampus memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak baik bagi LPS maupun pihak perguruan tinggi, serta untuk masyarakat secara luas. Dengan semangat yang sama seperti sebelumnya, LPS akan terus bekerja sama dalam berbagai bidang yang telah disepakati, menggali potensi-potensi baru, dan menciptakan sinergi yang lebih dalam,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Rektor 2 Universitas Sam Ratulangi, Prof. Dr. Roike Iwan Montolalu, menyampaikan bahwa perpanjangan NK antara UNSRAT dan LPS hari ini merupakan langkah konkret untuk memperkuat sinergi antara dunia pendidikan tinggi dan lembaga keuangan nasional.
“Nota Kesepahaman ini diharapkan menjadi dasar bagi berbagai bentuk kerja sama yang saling menguntungkan, seperti pelatihan, penelitian bersama, pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan industri, serta pemberdayaan masyarakat. Kami percaya bahwa kolaborasi ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak tetapi juga bagi masyarakat luas,” kata Roike dalam sambutannya.
Mahasiswa Harus Mempunyai Literasi Ekonomi dan Keuangan yang Kuat
Dalam kesempatan kuliah umumnya, Lana menyampaikan beberapa materi mengenai kondisi ekonomi global dan nasional kaitannya dalam stabilitas sistem keuangan nasional. Dari kondisi ekonomi global, tensi geopolitik, kebijakan perdagangan terutama pasca pemilihan pemimpin negara AS, serta kondisi ekonomi negara-negara besar yang belum tumbuh secara optimal perlu dicermati memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Sementara di dalam negeri, pekerjaan rumah yang utama sekarang adalah bagaimana menumbuhkan konsumsi masyarakat dan investasi.
“Indonesia beruntung karena memiliki potensi dari bonus demografi dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia sebagai penggerak ekonomi yang besar dan populasi penduduk usia muda yang tetap besar, tidak seperti di beberapa negara yang mengalami penyusutan pada populasi penduduk di usia muda. Tentunya bonus demografi ini menjadi kekuatan dalam perekonomian kalau bisa menyeimbangkan antara pasokan tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerjanya” lanjut Lana.
Oleh karena itu, Lana juga mengajak para mahasiswa UNSRAT yang hadir dalam kuliah umum tersebut untuk berkontribusi dalam perekonomian, antara lain lebih bijak dan cerdas dalam mengatur keuangan pribadi dan keluarga. Generasi muda harus memiliki literasi keuangan yang kuat sehingga dapat melakukan perencanaan keuangan untuk masa depan.
“Budaya dan perilaku menabung harus ditumbuhkan mahasiswa, mulai memikirkan kebutuhan jangka panjang tidak perlu FOMO (fear of missing out) atau takut ketinggalan jaman. Kenali instrumen-instrumen keuangan yang membuat lebih leluasa dalam mengatur keuangan. Menabung di bank manapun dengan jenis produk yang disesuaikan dengan kebutuhan tanpa rasa khawatir. Semua bank di Indonesia telah menjadi peserta penjaminan LPS dengan batas penjaminan hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank,” ajak Lana kepada para mahasiswa.